MAKNA SEMIOTIKA DI BALIK TRADISI PABURUNA UMMA A MUTTUNA (PENYUCIAN RUMAH TERBAKAR) (Studi Kasus Pada Masyarakat Kampung Puu Kapulota, Desa Watukawula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya)

Detail Cantuman

Skripsi

MAKNA SEMIOTIKA DI BALIK TRADISI PABURUNA UMMA A MUTTUNA (PENYUCIAN RUMAH TERBAKAR) (Studi Kasus Pada Masyarakat Kampung Puu Kapulota, Desa Watukawula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya)

XML

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Makna Semiotika adat dalam upacara penyucian rumah yang terbakar (Paburruna Umma A Muttuna) pada masyarakat Kampung Puu kopulota, Desa Watukawula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis makna Semiotika di Balik Tradisi Penyucian rumah yang terbakar di Kampung Puu Kapulota, Desa Watukawula, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya. Teori yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah teori semiotik yang di kemukan Ferdinad de Saussuure. Metode dalam peneletian ini menggunakan deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan observasi, wawancara para informan dengan jumlah 9 sembilan orang 1. Bapak Marten Bora, 2. Bapak Ngongo Bili, 3. Andreas Malo Nono, 4. Bapak Lede Ngongo, 5. Bapak Malo Lango, 6. Bapak Yosep Malo Lede, 7. Bapak Agustinus Bili, 8. Petu Ngongo Bulu, 9. Bapak Lelu Frans dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa makna semiotika tradisi penyucian rumah yang terbakar pada kampung puu kapulota yakni (1) Worona panewe, kaddona kadauka (musyawarah keluarga) (2) Innai koro, amai pari’i (menanyakan apa penyebab rumah terbakar), (3) Paburruge umma saiso (menyucikan rumah), (4) Mbotie baga deta (muat di atas bale-bale jiwa rumah ”mawo umma” yang sudah
disucikan), (5) Papennege umma bali tonga (puncak upacara di mana jiwa rumah”mawo umma” sudah ada di dalam rumah) atau biasa dikenal dengan sebutan Pittaka (tahap penyelesaian), (6)Ndengi wee maringi, wee malala (minta berkat dan rezeki). Makna yang terdapat dalam upacara Paburruna umma a muttuna yaitu; makna kebersamaan, makna solidaritas, makna religius atau agama, makna rekonsiliasi, makna permohonan. Saran dari penelitian ini yakni (1). Agar bentuk dan makna tuturan dalam suatu acara adat khususnya sastra lisan dalam acara adat Paburruna Umma A Muttuna tidak hilang, maka perlu dilakukan pelestarian dengan menjadikan sastra lisan suatu daerah sebagai mata pelajaran muatan lokal. (2). Masyarakat Kabupaten Sumba Barat Daya, khususnya generasi muda diharapkan mampu mempelajari dan mengkaji bentuk dan makna tuturantuturan adat dalam setiap acara adat yang merupakan bagian dari kebudayaan lokal sebagai wujud untuk menjaga pelestarian dan keutuhan kebudayaan tersebut. (3). Bagi para peneliti yang berminat menindaklanjuti penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajiannya tentang acara adat Paburruna Umma A Muttuna dengan mengkaji aspek-aspek lain yang lebih menonjol. (4). Peneliti menyarankan agar upacara adat Paburruna Umma A Muttuna dapat dipertahankan oleh generasi-generasi muda karena, upacara tersebut merupakan ritual adat yang sudah dilakukan oleh nenek moyang untuk memanggil kembali jiwa rumah.
Kata kunci:makna simbolik


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
MELKIANUS UMBU LAGA - Personal Name
Student ID
1734030023
Dosen Pembimbing
Aelshtri Ndandara - 1983080120091220006 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Dr.Drs Blajan Konradus,MA - 196102191988031001 - Ketua Penguji
Aelshtri Ndandara - 1983080120091220069 - Penguji 1
Hotlif Arkilaus Nope - 197711242005011002 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
69201
Edisi
Published
Departement
Sosiologi
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
692.01 LAG M
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA