DAMPAK HUKUM KETIADAAN SURAT PELEPASAN HAK ATAS TANAH SEBAGAI SALAH SATU BUKTI SYARAT UNTUK PENERBITAN SERTIFIKAT TANAH DI DESA WARUPELE I, KABUPATEN NGADA

Detail Cantuman

Skripsi

DAMPAK HUKUM KETIADAAN SURAT PELEPASAN HAK ATAS TANAH SEBAGAI SALAH SATU BUKTI SYARAT UNTUK PENERBITAN SERTIFIKAT TANAH DI DESA WARUPELE I, KABUPATEN NGADA

XML

Dalam proses penerbitan sertifikat tanah diperlukan surat pelepasan hak atas tanah karena ini, merupakan salah satu bukti otentik dari pihak penerima hak dan pemberi hak tersebut. Namun, akan timbul persoalan apabila surat pelepasan hak tersebut tidak diakui oleh pihak-pihak yang terlibat dan menganggap bahwa surat pelepasan hak yang dibuat oleh pendahulunya tidak sah dan tidak ada. Masingmasing pihak tetap mempertahankan hak atas tanah tanpa ada penyelesaian melalui jalur hukum. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) Bagaimanakah proses penyelesaian konflik ketiadaan surat pelepasan hak atas tanah oleh pemerintah Desa Warupele 1 sebagai solusi diterbitkanya sertifikat tanah? (2) Bagaimanakah dampak hukum setelah penyelesaian konflik ketiadaan surat pelepasan hak atas tanah, sebagai salah satu bukti syarat penerbitan sertifikat tanah di Desa Warupele I, Kabupaten Ngada? Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris yang mana datanya diperoleh secara langsung di lokasi penelitian Desa Warupele 1, Kabupaten Ngada. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terhadap 11 responden, kemuduan data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses penyelesaian konflik ketiadaan surat pelepasan hak atas tanah akhirnya berujung pada penerbitan sertifikat tanah oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ngada pada tahun 2018. Masing-masing pihak dalam penulisan ini yaitu Pemerintah Desa Warupele 1, para pemegang hak ulayat, dan BPN tetap berlandas pada surat pelepasan hak sebagai akta otentik dan sebagai salah satu bukti dan syarat untuk penerbitan sertifikat tanah. (2) Dampak hukum setelah penyelesaian konflik ketiadaan surat pelepasan hak adalah adanya pengakuan dari masyarakat adat yang merupakan pemilik hak ulayat atas objek sengketa dan pemerintah Desa Warupele 1 memegang sepenuhnya hak kepemilikan atas objek sengketa dengan diterbitkannya sertifikat tanah pada tahun 2018. Saran yang diberikan peneliti untuk pemerintah Desa Warupele 1 dan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Ngada, untuk bersikap professional dalam menghadapi konflik tanah adat, dan lebih mengedepankan rasa keadilan dan tanpa adanya paksaan dalam membahas mengenai pengadaan tanah untuk kepentingan umum. Kepada masyarakat adat dan masyarakat pada umumnya Desa Warupele 1, Kabupaten Ngada untuk meningkatkan kesadaran dalam melakukan pengamanan aset berupa tanah dengan melakukan penyertifikatan tanah agar mengurangi kasus penyerobotan maupun perampasan lahan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Kepada para pemegang hak ulayat adat, untuk mengamankan tanah adat dengan mendaftarkan tanah di BPN untuk memperoleh kepastian hukum.

Kata Kunci: Surat pelepasan hak ata


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
Pankrasius Marianus Wago - Personal Name
Student ID
1902010625
Dosen Pembimbing
SUKARDAN ALOYSIUS - 195909061986011001 - Dosen Pembimbing 1
Penguji
Sukardan Aloysius - 195909061986011001 - Ketua Penguji
Pankrasius Marianus Wago - - Ketua Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
74101
Edisi
Published
Departement
Ilmu Hukum
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
742.01 WAG D
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA