MAKNA MADE NATTA BAGI PENGANUT ALIRAN KEPERCAYAAN JINGITIU (Sudi Sosiologis di Desa Deme, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua)

Detail Cantuman

Skripsi

MAKNA MADE NATTA BAGI PENGANUT ALIRAN KEPERCAYAAN JINGITIU (Sudi Sosiologis di Desa Deme, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua)

XML

Penelitian ini berjudul Makna Made Natta Bagi Penganut Aliran Kepercayaan Jingitiu (Studi Sosiologis di Desa Deme, Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua) Jingitiu merupakan kepercayaan atau agama asli dari suku Sabu yang juga dikenal sebagai Sawu, atau Hawu yang berasal dari Rai Hawu. Kepercayaan Jingitiu meyakini bahwa segala yang ada di Rai Wawa atau dunia yaitu berupa manusia, langit, tumbuhan-tumbuhan, laut, hewan, bumi secara tidak langsung berasal dari Tuhan yang mereka sebut Deo Ama yang berarti Tuhan Bapak. Orang Sabu mengenal dua jenis kematian yakni Made Natta (mati manis) dan Made Harro (mati asin). Klasifikasi kematian itu didasarkan pada cara terjadinya. Made Natta melewati proses berangsur-angsur seperti menderita karena sakit penyakit. Sebaliknya, yang tiba-tiba dan dianggap belum saatnya, tergolong mati tidak wajar (Made Harro) misalnya saja seperti di sambar petir, jatuh dari pohon, tenggelam air, terkena benda tajam, dan bunuh diri dan lain sebagainya. Dari hal ini sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui (1) bagaimanakah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam ritual adat Made Natta khususnya bagi penganut Jingitiu (2) Apa makna yang terkandung dalam setiap ritual adat Made Natta khususnya bagi penganut Jingitiu. Adapun tujun dari penelitian ini yakni (1) Untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam setiap ritual adat Made Natta khusnya bagi penganut Jingitiu (2) Untuk mendeskripsikan tahapan yang dilakukan dalam ritual adat Made Natta khususnya bagi penganut Jingitiu. Dalam ritual adat made natta ada beberapa proses yang dilakukan yaitu (1) permandian Jenazah, (2) tahapan pemakaian sarung adat kepada jenazah, (3) tahap pembuatan kayu sandar (Aju Herai), (4) tahap melayat, (5) tahap penguburan (6) tahap penuturan silsila jenazah (Huhu Kebie). Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori interaksionisme simbolik (Herbert Blumer 1939). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis dan data dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Teknik pengambilan informan menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari Masyarakat Jingtiu Desa Deme (9 orang), Kepala Desa Deme (1 orang) dan Tokoh Adat serta pengurus adat masing-masing berjumlah (1 orang) dan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penelitia yaitu wawancara dan dokumentasi. Serta analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil yang didapat dalam penelitan ini yakni (1) Tanda ungkapan syukur kepada Deo Ama (2) Sebagai tanda kebersamaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai proses dan Makna Made Natta Bagi Masyarkat Jingitiu penulis menerangkan beberapa hal sebagai bahan masukan bagi masyarakat Desa Deme sebagai berikut: bagi masyarakat Desa Deme, diharapkan tetap menjaga kebudayaan yang sudah diwariskan oleh leluhur agar tetap menjalankan upacara ritual adat pada saat terjadi kematian sebagai ungkapan syukur kepada Deo Ama.


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
welmince Udju Djara - Personal Name
Student ID
1803030029
Dosen Pembimbing
Blajan Konradus - 196102191988031001 - Dosen Pembimbing 1
Aelshtri Ndandara - 1983080120091220006 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Blajan Konradus - 196102191988031001 - Ketua Penguji
Aelshtri Ndandara - 1983080120091220069 - Penguji 1
Lenny Sofia Bire Manoe - 198009152005012003 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
69201
Edisi
Published
Departement
Sosiologi
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
692.01 Ger M
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA