Perlawanan Perbudakan Seks Oleh Perempuan Malaka Dimasa Kolonial Jepang (Studi Histori Tato Bagi Perempuan Malaka)

Detail Cantuman

Skripsi

Perlawanan Perbudakan Seks Oleh Perempuan Malaka Dimasa Kolonial Jepang (Studi Histori Tato Bagi Perempuan Malaka)

XML

Perlawanan Perbudakan Seks Oleh Perempuan Malaka Dimasa Kolonial Jepang (Studi Histori Tato Bagi Perempuan Malaka). Bicara masalah penjajah, tidak lepas dari pembicaraan tentang sifat-sifat dasar yang telah membiasa dan dibiasakan ulang oleh penjajah melalui sikap dan tindakan secara jelas maupun samar. Sifat-sifat itu sendiri tidak lepas dari kesewenang-wenangan, keserakahan, dan ambisi untuk menguasai atau mendominasi. Perlawanan merupakan suatu tindakan atau penolakan atas perubahan yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlawanan yang dilakukan perempuan Malaka dimasa kolonial jepang terhadap perbudakan seks yang mereka rasakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan informan yang terdiri dari penyintas, kepala suku Uma Tamiru, dan masyarakat Desa Uma Toos. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan Malaka memiliki kedudukan tertinggi sehingga sampai saat ini mereka masih menganut sistem matriarki sebagai bentuk penghomatan bagi mereka yang melakukan suatu bentuk perlawanan dimasa lampau. Perlawanan yang dilakukan perempuan Malaka pada masa Kolonial Jepang terhadap perbudakan seks berupa tato adalah bentuk perlawanan mereka dalam mempertahankan diri, hak dan kehormatan. Hal ini mereka tandai dengan gambaran motif pada lengan dan kaki sampai rela menahan rasa sakit yang begitu dasyat saat proses tato berlangsung serta memilih mengakui diri sudah bersuami walau masih berusia belia dan mau dijodohkan dengan siapapun agar tidak dibawa tentara Jepang untuk melayani mereka. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tato yaitu lampu pelita, jarum atau duri, dan air. Pada umumnya tato yang akan dilakukan pada perempuan yang berusia siap menikah akan tetapi setelah masuknya Jepang di Malaka usia untuk menato bagi perempuan Malaka berubah menjadi usia belia antara lain usia 14 atau 15 tahun keatas.

Kata Kunci: Perlawanan, Perempuan, Tato, Perbudakan Seks, Kolonial Jepang


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
Maria Goreti Bana - Personal Name
Student ID
1903040049
Dosen Pembimbing
yeftha y. sabaat - 198905062019031016 - Dosen Pembimbing 1
Frans Wilmat Muskanan - 8886423419 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
yeftha y. sabaat - 198905062019031016 - Ketua Penguji
Frans Wilmat Muskanan - 8886423419 - Penguji 1
Rudi Rohi - 197709142008121001 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
67201
Edisi
Published
Departement
Ilmu Politik
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
672.01 Ban P
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA