Pemodelan Kasus Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Untuk Pengendalian Kasus Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 2015

Detail Cantuman

Laporan Penelitian

Pemodelan Kasus Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Untuk Pengendalian Kasus Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 2015

XML

Penelitian ini bertujuan Mengklaster/mengelompokkan seluruh kecamatan di Kab. Kupang berdasarkan
faktor risiko ISPA; Mengetahui karakteristik faktor-faktor risiko ISPA di setiap
kelompok kecamatan yang terbentuk; Mengidentifikasi faktor penentu utama kerawanan
kasus ISPA di Kab. Kupang; serta Menentukan tingkat prioritas dari kelompok penderita
ISPA untuk strategi pengendalian kasus di NTT khususnya di Kab. Kupang. Dari hasil
analisis terhadap 24 kecamatan yang ada di Kab. Kupang NTT, diperoleh lima klaster
terdiri atas 4 (empat) kecamatan di klaster I (Prioritas ke-1); 5 (lima) kecamatan yang
merupakan anggota klaster II (Prioritas ke-2); 3 (tiga) kecamatan yang masuk dalam
klaster III (Prioritas ke-3) dan 5 (lima) kecamatan yang masuk dalam klaster IV (Prioritas
ke-5) serta 7 (tujuh) kecamatan merupakan anggota dalam klaster V (Prioritas ke-4).
Faktor penentu utama kecamatan-kecamatan yang rawan ISPA pada prioritas ke-1 adalah
tingginya persentase : Pemberian ASI yang tidak memadai, Rumah tangga yang tidak
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), Rumah yang tidak sehat, Pelayanan
kesehatan yang rendah, Tingkat kemiskinan/sosial ekonomi rendah, dan Status imunisasi
yang tidak memadai. Untuk kecamatan-kecamatan pada prioritas ke-2, yang menjadi
faktor penentu utama kerawanan ISPA adalah tingginya persentase : Status gizi buruk,
Rumah tangga yang tidak ber-PHBS, Rumah yang tidak sehat dan Tingkat sosial
ekonomi rendah. Faktor penentu utama kecamatan-kecamatan yang rawan ISPA pada
prioritas ke-3 adalah tingginya persentase : Status gizi buruk, BBLR, Pelayanan
kesehatan yang rendah, Tingkat sosial ekonomi rendah, dan Status imunisasi yang tidak
memadai. Untuk kecamatan-kecamatan yang rawan ISPA pada prioritas ke-4, faktor
penentu utamanya adalah tingginya persentase : Pemberian ASI yang tidak memadai
dan Pelayanan kesehatan yang rendah. Sedangkan untuk Kecamatan Nekamese, Amarasi,
Amarasi Barat, Sulamo, dan Amfoang Selatan yang merupakan kecamatan-kecamatan
pada prioritas ke-5, faktor penentu utamanya adalah tingginya persentase BBLR.
Tindakan intervensi dapat dilakukan pada faktor-faktor utama tiap daerah prioritas.


Detail Information

Item Type
Penulis
Astri Atti - Personal Name
Sintha Lisa Purimahua - Personal Name
Student ID
197905012003122001
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
44201
Edisi
Departement
Matematika
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA : Kupang.,
Edisi
Subyek
No Panggil
442.01 ATT P
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA