MASYARAKAT ADAT VERSUS NEGARA (Studi Tentang Upaya Masyarakat Adat Amanuban Mempertahankan Hak Atas Tanah Pada Pentapan Kawasan Hutan Produksi Tetap Oleh KLHK di Desa Falas Kecamatan Ki,e, Kabupaten Timor Tengah Selatan)

Detail Cantuman

Skripsi

MASYARAKAT ADAT VERSUS NEGARA (Studi Tentang Upaya Masyarakat Adat Amanuban Mempertahankan Hak Atas Tanah Pada Pentapan Kawasan Hutan Produksi Tetap Oleh KLHK di Desa Falas Kecamatan Ki,e, Kabupaten Timor Tengah Selatan)

XML

Sepstelim Jenelson Ubini Wula Male (2003040138) “MASYARAKAT ADAT VERSUS NEGARA (Studi Tentang Upaya Masyarakat Adat Amanuban Mempertahankan Hak Atas Tanah Pada Penetapan Kawasan Hutan Produksi Tetap Oleh KLHK di Desa Falas, Kecamatan Ki’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan)
Penelitian ini membahas tentang gerakan reclaiming yang dilakukan oleh masyarakat adat Amanuban akibat dari teritorialisasi kawasan hutan oleh Negara melalui penetapan kawasan hutan produksi tetap di wilayah adat Amanuban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis upaya masyarakat adat Amanuban mempertahankan hak atas tanah yang termanifestasi dalam tiga instrument klaim yaitu talking claim, grounding claim, dan representing claim. Dalam melihat fenomena yang terjadi penulis menggunakan teori teritorialisasi dan teori reclaiming sebagai pisau analisis dalam membeda kasus. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, jumlah informan sebanyak 7 orang. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan merebut kembali tanah ulayat masyarakat adat Amanuban di Desa Falas termanifestasi dalam tiga instrument claim. Pertama, Talking claim merupakan intrumen gerakan masyarakat adat mempertahankan hak atas tanah dengan membangun narasi yang menyatakan hubungan mereka atas tanah, adapun narasi yang dibangun yaitu Tunbes yang merupakan pusat kerajaan pertama Amanuban dan bukan salah-satu titik hutan yang diklaim oleh negara. Kedua, Gerakan merebut kembali tanah ulayat melalui grounding claim dengan cara menerjemahkan Peta Belanda yang menjadi dasar petapan kawasan hutan dan peta alternatif tandingan yang membuktikan bahwa kejarajaan Amanuban sebagai salah-satu kerajaan merdeka pada masa kolonial. Dan ketiga, wakil-wakil yang merupakan representasi heararki kekuasaan dalam hal ini Usif (raja Amanuban), O,of (raja-raja kecil) dan Meo. Dalam konteks gerakan reclaiming yang dilakukan oleh masyarakat adat Amanuban posisi mereka merupakan representasi aktor dan kekuatan utama dalam gerakan merebut kembali tanah ulayat.

Kata kunci: Teritorialisasi, Reclaiming, Masyarakat Adat


Detail Information

Item Type
Skripsi
Penulis
Student ID
2003040138
Dosen Pembimbing
ESRAH DISYON NINO AM BENU - 197912042009121003 - Dosen Pembimbing 1
Yonatan Lopo - 19911031 202012 1 008 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Esrah Disyon Nino Am Benu - 197912042009121003 - Ketua Penguji
Yonatan Lopo - 19911031 202012 1 008 - Penguji 1
Rex Tiran - 199111292019031013 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
67201
Edisi
Published
Departement
Ilmu poliitik
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
672.01 MAL
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA