Sejarah Rumah Abu Siang Lay Di Kupang Tahun 1865

Detail Cantuman

Skripsi

Sejarah Rumah Abu Siang Lay Di Kupang Tahun 1865

XML

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Sejarah keberadaan Rumah Abu Siang Lay di Kupang Tahun 1865, dan fungsi Rumah Abu Siang Lay di Kupang Tahun 1865. Lokasi dalam penelitian ini di kelurahan Lahi-lai Bissi Kopan, informan dalam penelitian ini dengan cara snowball sampling yaitu menentukan informan kunci yaitu penjaga Rumah Abu Siang Lay. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder yang diperoleh dari proses wawancara dan hasil observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1). Kedatangan orang Tionghoa tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan pada abad ke- 18, orang Tionghoa masuk ke wilayah Kupang melalui jalur laut (perdagangan). Tujuan mereka datang ke Kupang untuk melakukan perdagangan dengan sistem barter antara cendana dengan porselin. Rumah Abu Siang Lay didirikan pada tahun 1865 pada jaman Belanda dan dibangun oleh para pedagang Tionghoa yang datang berdagang ke Kupang. Bangunan ini merupakan bangunan milik Cina namun dibangun berdasarkan arsitektur Belanda. Keberadaan atau letak rumah Abu yang berada di pesisir pantai di kerenakan dekat dengan jalur perdagangan dan pada waktu itu belum adanya fasilitas atau alat yang dapat digunakan untuk mengangkat bahan bangunan yang akan digunakan untuk membangun rumah abu sehingga Rumah Abu ini letaknya di pesisir pantai. Sejak dibangunnya rumah abu ini beberapa kali mengalami renovasi.(2) Pada Tahun 1865 tempat ini sering digunakan atau berfungsi untuk sembahyang oleh para pedangan Tionghoa yang berdagang ke kupang. Namun seiring berjalannya waktu Rumah Abu ini tidak digunakan dan di lepas begitu saja. Pada tahun 1930 seorang pedagang dari Tionghoa melihat bangunan yang sudah terbengkalai, di dalamnya terdapat abu jenazah dan nama-nama orang yang di tulis menggunakan tulisan mandarin. Akhirnya pedangang ini mulai membersihkan dan mengunakan tempat ini kembali sebagai tempat mendoakan arwah-arwah leluhur. Pada tahun 1939 rumah abu ini sempat beralih fungsi sebagai gudang atau tempat penyimpanan senjata Rumah abu dan mengalami kerusakan akibat perang Dunia Ke-II. Pada Tahun 1945 bangunan ini direnovasi dan kembali berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah. Rumah abu sempat dijadikan Klenteng sebagai tempat ibadah dan telah didatangkan dua pantung yaitu patung Dewa dan Dewi yang menjadi simbol kepercayaan umat Buddha namun, terjadi pro dan kontra. Disamping itu ada seorang pemuka agama yang mengatakan bahwa patung ini memiliki tahta lebih tinggi dari arwah leluhur yang telah bersemayam didalam rumah abu sehingga dianggap dapat mengusir arwah leluhur dari dalam rumah Abu Siang Lay. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak menjadikan klenteng sehingga rumah abu tersebut tetap menjadi rumah abu.

Kata kunci: Rumah Abu, etnis, dan fungsi.


Detail Information

Item Type
Penulis
DORTEA GEME HABA ETOEHAQ - Personal Name
Student ID
1701090033
Dosen Pembimbing
MALKISEDEK TANEO - 196704021994031003 - Dosen Pembimbing 1
FRANSINA APRILYSE NDOEN - 198608022014042001 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Andreas Ande - 196210101989031004 - Ketua Penguji
MALKISEDEK TANEO - 196704021994031003 - Penguji 1
Fransina Aprilyse Ndoen - 198608022014042001 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
87201
Edisi
Published
Departement
Pendidikan Sejarah
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
872.01 HAQ S
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA