Kearifan Lokal Guyub Masyarakat Lio Dalam Pelestarian Hutan Di Desa Wologai Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende

Detail Cantuman

Skripsi

Kearifan Lokal Guyub Masyarakat Lio Dalam Pelestarian Hutan Di Desa Wologai Kecamatan Detusoko Kabupaten Ende

XML

Tujuan dari enelitian ini adalah untuk mengetahui ersesi masyarakat Lio tentang hutan, bentuk kearifan lokal masyarakat Lio dalam elestarian hutandan kontribusi kearifan lokal masyarakat Lio terhada elestarian hutan di Desa Wologai Kecamatan Detusoko.enelitian ini menggunakan metode deskritif kualitatif dan enelitimenggunakan teknik egumulan data triangulasi data dengan menggabungkan dua teknik yaitu teknik wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, enyajian data dan enarikan kesimulan. Data yang digunakan dalam enelitian ini berua data rimer dan data sekunder. Data rimer dieroleh dari wawancara langsung dengan tetua adat dan tokoh masyarakat yang memiliki engetahuan yang luas dan data sekunder diambil dari beberaa enelitian terdahulu, buku-buku yang relevan. Informan dalam enelitian ini adalah tua adat dan tokoh masyarakat di Desa Wologai Kecamatan Detusoko Kabuaten Ende yang memiliki engetahuan yang mendalam tentang kearifan lokal terhada elestarian hutan ini.Hasil dari enelitian ini menunjukkan bahwa, menurut masyarakat Lio di Desa Wologai hutan meruakan sumber emberi hidu dan juga meruakan jiwa kehiduan karena keberadaan sumber mata air yang sangat enting bagimasyarakat desa. Masyarakat Lio di Desa Wologai memiliki kearifan lokal yang disebut dengan olo wenggo. Olo wenggo meruakan eraturan-eraturan yang tidak tertulis yang mengatur kehiduan masyarakat di Desa Wologai, dalam olo wenggo ini terdaat nosi mbe’o, ngeti uma, dan keri/rendu ae uja. Nosi mbe’osendiri meruakan ermintaan ijin yang dilakukan oleh masyarakat keada mosalaki, ermintaan ijin ini biasanya dalam hal emanfaatan hutan atau kayu. Setelah melakukan ermintaan ijin akan dilanjutkan dengan ritual joko nitu/naka nitu sebelum memanfaatkan ohon/kayu ritual ini bertujuan agar enunggu/enjaga (nitu a’i) dari ohon daat diindahkan ke temat lain. Ngeti uma meruakan ritual embukaan ladang atau kebun baru, sedangkan keri/rendu ae uja meruakan ritual emanggilan hujan ritual ini dilakukan saat musim tanam tiba dan terjadinya musim kemarau yang berkeanjangan. Kontribusi kearifan lokal terhada elestarian hutan sangat terasa, selain bereran dalam mengatur kehiduan masyarakat, keberadaan kearifan lokal ini juga berdamak baik terhada keberadaan lingkungan terutama keberadaan hutan, dan ini terbukti dari erilaku masyarakat yang melakukan enanaman kembali ohon setelah memanfaatkan/menebang ohon yang berada di hutan Desa Wologai. Damak yang sangat terasa dari kearifan lokal masyarakat Lio di Desa Wologai adalah masih terjaganya keasrian dan kelestarian hutan di Desa Wologai.

Kata Kunci: Kearifan Lokal, elestarian, Hutan, Masyarakat Lio


Detail Information

Item Type
Penulis
ARDIAN ELISEUS J. RAE - Personal Name
Student ID
1401100025
Dosen Pembimbing
Penguji
Ignasius Suban Angin - 195611141988031001 - Ketua Penguji
Mikael Samin - 196209181990031003 - Penguji 1
Hamza Huri Wulakada - 198107032009121002 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
87202
Edisi
Published
Departement
FKIP PENDIDIKAN GEOGRAFI
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
872.02 RAE K
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA