Skripsi
PERGESERAN NILAI BELIS (Studi Sosiologi pada Masyarakat Desa Buru Kaghu, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya)
XMLPenelitian ini membahas tentang pergeseran nilai belis (studi sosiologi pada masyarakat Desa Buru Kaghu, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya). Belis atau mas kawin merupakan tradisi pemberian hewan ternak dari pihak keluarga calon pengantin pria bagi pihak keluarga calon pengantin perempuan dalam perkawinan masyarakat adat Desa Buru Kaghu. Fenomena kemajuan berserta tuntutannya seperti kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi dan lain - lain yang berkembang begitu cepat dengan berbagai manfaat positif namun tidak terlepas juga dari pengaruh negatif, sehingga masyarakat Desa Buru Kaghu secara perlahan mulai berubah dalam hal gaya hidup yang berkaitan erat dengan tuntutan kebutuhan ekonomi yang mempengaruhi pergeseran makna serta nilai dari belis. Dalam penelitian penulis menemukan masalah bahwa belis masa kini mulai bergeser nilainya di mana banyaknya jumlah belis tergantung pada persetujuan adat dan tingkat status sosial (berdasarkan gelar pendidikan) calon pengantin perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna belis apa yang bergeser pada masyarakat Desa Buru Kaghu, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya dan factor apa yang jadi penyebab pergeseran makna dan nilai belis Perempuan pada Masyarakat Desa Buru Kaghu, Kecamatan Wewewa Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya. Dalam penulisan ini penulis mewawancara delapan informan dengan Teknik wawancara semi terstruktur guna mendapatkan infromasi lebih terbuka. Hasil penelitian yang ditemukan bahwa makna belis yang bergeser adalah makna nilai, makna untuk mempererat hubungan kekeluargaan, makna tolong menolong, dan makna kesetaraan nilai antara ibu dan anak. Faktor penyebab terjadinya pergeseran makna dan nilai belis ialah masalah ekonomi, hewan sebagai belis mulai berkurang, gelar pendidikan sebagai standar dalam penentuan jumlah belis. Masyarakat Desa Buru Kaghu diharapkan dapat mempertahan tradisi – tradisi local seperti tradisi pemberian belis, tidak menjadikan gelar pendidikan anak perempuan sebagai standar penentuan jumlah belis, dan mengurangi penggunaan belis seperti kerbau dan kuda karena jumlahnya yang semakin berkurang.
Detail Information
Item Type | |
---|---|
Penulis |
MARTHON RINGGI - Personal Name
|
Student ID |
1703030124
|
Dosen Pembimbing |
Blajan Konradus - 196102191988031001 - Dosen Pembimbing 1
|
Penguji |
Dr.Drs Blajan Konradus,MA - 196102191988031001 - Ketua Penguji
Lasarus Jehamat, S.Sos, MA - 197805242006041006 - Penguji 2 |
Kode Prodi PDDIKTI |
69201
|
Edisi |
Published
|
Departement |
SOSIOLOGI
|
Kontributor | |
Bahasa |
Indonesia
|
Penerbit | UPT Perpustakaan Undana : Kupang., 2022 |
Edisi |
Published
|
Subyek | |
No Panggil |
692.01
|
Copyright |
Individu Penulis
|
Doi |