Marginalisasi Perempuan Dalam Struktur Pemerintahan Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat Kabupaten Manggarai

Detail Cantuman

Skripsi

Marginalisasi Perempuan Dalam Struktur Pemerintahan Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat Kabupaten Manggarai

XML

Proses ini terjadi secara turun-temurun melalui adat istiadat yang tumbuh subur dan memberikan peran dalam menempatkan posisi menomorduakan perempuan untuk berperan aktif baik dalam lingkup domestik maupun publik. Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi Marginalisasi Perempuan dalam Struktur Pemerintahan Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat Kabupaten Manggarai, 2. Faktor internal apa saja yang mempengaruhi Marginalisasi Perempuan dalam Struktur Pemerintahan Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat Kabupaten Manggarai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dengan cara: 1. Observasi, 2. Wawancara, dan 3. Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni: 1. Reduksi data, 2. Penyajian data, 3. Penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya patriarkhi menempatkan perempuan pada posisi yang kurang menguntungkan di semua lini atau sektor kehidupan. Budaya ini memberikan kesempatan atau prioritas yang lebih kepada laki-laki untuk untuk mengakses pendidikan. Budaya patriarkhi juga menciptakan kekerasan karena
kekuasaan yang tidak sama antara laki-laki dan perempuan. Bahkan ketergantungan ekonomi dan emosional perempuan terhadap laki-laki yang
menyebabkan masalah kekerasan sulit teratasi. Budaya patriarkhi juga beranggapan bahwa perempuan adalah milik laki-laki sehingga laki-laki
memperlakukan perempuan seenaknya. Kerentanan perempuan bukan disebabkan karena dirinya lemah, melainkan karena stigmatisasi, stereotipe dan konstruksi sosial yang berkembang di masyarakat menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dari laki-laki. Hal ini karena ada stigma bahwa perempuan sebaiknya hanya bekerja pada ranah domestik. Hak-hak yang seharusnya didapat perempuan di sektor publik menjadi terabaikan. Glass Ceiling adalah hambatan tidak kasat mata yang bisa dialami para perempuan untuk bisa meraih jabatan tertinggi di tempat mereka bekerja. Hambatan dalam glass ceilling bisa dikelompokan menjadi 3 (tiga) yakni hambatan karena stereotipe gender, prasangka, dan bias. Hambatan yang datang dari internal birokrasi pemerintahan misalnya keengganan pimpinan untuk membimbing pegawai guna mendapatkan promosi jabatan pada
masa yang akan datang. Terkahir hambatan yang terjadi karena lemahnya pengaturan dan pengawasan serta kurangnya pengumpulan data dan laporan oleh pemerintah terkait adanya glass ceilling.


Detail Information

Item Type
Penulis
Wilifridus Endo - Personal Name
Student ID
1603010032
Dosen Pembimbing
PAULUS ND L T RATOEBANDJOE - 195711241988031001 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
David B W Pandie - 196112121986011002 - Ketua Penguji
Paulus Nd L T Ratoebandjoe - 195711241988031001 - Penguji 1
Markus Tae - 197004152000031003 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
63201
Edisi
Published
Departement
Administrasi Negara
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
632.01 End W
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA