Skripsi
Persepsi Masyarakat Tentang Adat Perkawinan Lika Telo(Tiga Tungku) Di Desa Watotutu Kecamatan Ile Mandiri Kabupaten Flores Timur
- Bagikan:
\Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mendeskripsikan adat perkawinan Lika Telo(Tiga Tungku) 2.Untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Watotutu, terhadap penerapan adat perkawinan Lika Telo dalam kehidupan. Penelitian ini menggunakan teori resepsi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara,dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari 3 Tua Adat, 1 Tokoh Masyarakat, 3 kaum muda-mudi dan 1 ibu rumah tangga, yang punya peran penting dan mengetahui sistem adat perkawinan Lika Telo. Perkawinan Lika Telo merupakan sisitem dan aturan adat dalam perkawianan Desa Watotutu mengatur suku-suku yang ada. Sistem adat perkawinan ini bertujuan menentukan status sosial dalam keluarga serta masyarakat. Rumpun suku yang ada di Masyarakat Watotutu telah terikat dalam sisitem adat perkawinan Lika Telo. Terdapat tiga rumpun suku di masyarakat Desa Watotutu, diantaranya: 1.Rumpun suku A(Suku Tukan,Koten,Piran,Murin),2.Rumpun Suku B (Suku Lebuan, Keragen, Nuhan, Leton),3.Rumpun suku C (Suku Weking, Hajon). Secara adat perkawinan, rumpun-rumpun suku yang hendak menikah harus sesuai dengan sistem adat perkawinan Lika Telo. Sistem aturan adat perkawinan Lika Telo di Desa Watotutu ialah : pria rumpun suku A dapat menikahi wanita dari rumpun suku B. Pria dari suku B dapat menikahi wanita dari rumpun suku C. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa persepsi tentang penerapan adat perkawinan Lika Telo merupakan suatu aturan adat yang mengandung nilai untuk mempererat hubungan antar dua suku besar melalui pernikahan. Adanya sistem perkawinan Lika Telo ini agar masyarakat Desa Watotutu, tidak secara sembarangan menyunting seorang gadis yang masih memiliki hubungan darah dan hubungan kekerabatan. Tujuan dalam sisitem perkawinan Lika Telo ialah untuk membentuk pola perkawinan yang teratur, dan memberi kejelasan status dalam kedudukan adat dalam sisitem perkawinan, dalam hal ini mengatur tentang opu-blake. Terdapat hal positif yang dirasakan dengan adanya sisitem adat lika telo (tiga tungku), diantaranya membuat generasi penerus lebih menghargai keluarga luas, dan pernikahan lebih teratur. Pernikahan yang teratur tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi hubungan asmara yang berlanjut kejenjang pernikahan dengan suku yang sama dan hubungan darah biologis yang erat antar pasangan. Hal negativnya terdapat wanita yang bertempat tinggal di Watotutu tidak menikah, dengan alasan jumlah laki-laki dari suku yang bisa meminang mereka terlampau lebih sedikit. Diskriminasi dirasakan ketika terdapat pasangan yang melanggar aturan adat lika telo. Pelanggaran adat Lika Telo di anggap sebagai aib yang mempermalukan pihak rumpun suku.Peneliti menyarankan agar kepada seluruh masyarakat Desa Watotutu untuk tetap menjaga sisitem adat perkawinan Lika Telo(Tiga Tungku), sebagai suatu aturan yang memiliki tujuan baik, yang di terapkan dalam kehidupan sosial, serta menjadi identitas adat perkawinan dalam masyarakat Desa Watotutu. Bagi generasi muda Desa Watotutu agar dalam pergaulan di era modern ini,untuk tetap mematuhi aturan adat agar tidak terjadinya penyimpangan sosial akibat pergaulan bebas dan selalu menjalin hubungan dengan keluarga luas agar mengenal status sosial mereka masing-masing secara adat, serta mengatur pola interaksi antara generasi penerus untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang melanggar adat perkawinan Lika Telo di Desa Watotutu.
Detail Information
| Item Type | |
|---|---|
| Penulis |
Antonius Noilen Nalele - Personal Name
|
| Student ID |
1603030106
|
| Dosen Pembimbing | |
| Penguji | |
| Kode Prodi PDDIKTI |
69201
|
| Edisi |
Published
|
| Departement |
Sosiologi
|
| Kontributor | |
| Bahasa |
Indonesia
|
| Penerbit | UPT Perpustakaan Undana : Kupang., 2022 |
| Edisi |
Published
|
| Subyek | |
| No Panggil |
692.01 Nal P
|
| Copyright |
Individu Penulis
|
| Doi |