Konversi Tradisi Kokor Gola Ke Kokor Sopi Pada Masyarakat Kolang (Studi Kasus di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat)

Detail Cantuman

Skripsi

Konversi Tradisi Kokor Gola Ke Kokor Sopi Pada Masyarakat Kolang (Studi Kasus di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat)

XML

Judul penelitian ini adalah “Konversi Tradisi Kokor Gola Ke KokorSopi Pada Masyarakat Kolang di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat”. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah faktor penyebab konversi tradisi kokor gola ke kokor sopi pada masyarakat Kolang di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor penyebab konversi tradisi kokor gola ke kokor sopi pada masyarakat Kolang di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat. Dalam menganalisis masalah ini teori yang digunakan adalah Teori Pembangunan Masyarakat Terintegrasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi lapangan. Sumber penelitian ini adalah data primer yang diambil langsung dari lapangan melalui wawancara dengan informan dari masyarakat Kolangdi Desa Pangga, sedangkan data sekundernya merupakan data yang diambil dari lembaga-lembaga pemerintah yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah wawancara dengan informan yang dipilih dan observasi, data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dengan disajikan dalam bentuk narasi untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat. Informan dalam penelitian ini ada 11 orangg informan yakni warga masyarakat yang masih melakukan kegiatan kokor gola dan yaang sudah konversi ke kokor sopi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang konversi tradisi kokor gola ke kokor sopi pada masyarakat Kolang di Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat dapat disimpulkan bahwa tradisi kokor gola sudah ada pada masyarakat Kolang Desa Pangga sejak nenek moyang berada di Desa Pangga. Sedangkan dari segi proses pengolahan kokor gola atau memasak gula membutuhkan waktu yang sangat lama. Waktu yang dibutuhkan sekitar 5 jam lamanya. Dalam sehari proses memasak gula atau kokor gola, gula yang dihasilkan rata-rata sebanyak 25 batang yang jika dijual perbatang seharga Rp. 5.000 dan jika dijual satu ikatan besar gula (satu puteng yang didalamnya berisi 25 batang gula) seharga Rp. 150.000. Selama proses kokor gola atau memasak gula juga tidak bisa melakukan pekerjaan lain harus tetap berada di tempat (sari). Sedangkan faktor penyebab masyarakat Kolang Desa Pangga, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat konversi ke kokor sopi atau membuat sopi adalah: 1)Faktor Hubungan Sosial Budaya Penggunaan Sopi Pada Masyarakat Kolang: dalam kehidupan sosial buadya masyarakat Kolang Desa Pangga penggunaan sopi di setiap acara adat sangatlah penting. Baik itu dalam acara adat seperti masuk minta (tiba meka) dan dalam acara pesta seperti pesta sekolah. Sopi dalam sosial budaya masyarakat Kolang Desa Pangga mempunyai makna nilai sebagai lambang atau simbol kekeluargaan atau persaudaraan. 2)Faktor Pengolahan Kokor Sopi: pengolahan kokor sopi tidak begitu rumit dan waktu yang diperlukan juga tidak begitu lama. Beda sekali dengan pengolahan gula yang rumit dan diperlukan waktu yang lama sekitar 5 jam lamanya, sedangkan kokor sopi paling lama waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam. Alat dan bahan yang disiapkan anatara lain: periuk, jerigen atau botol, kayu api, dan bambu untuk proses sulingan. Selama memasak sopi juga masih bisa melakukan pekerjaan lain. Memasak sopi juga bisa dilakukan sampai dua tiga kali proses pengolahan atau memasak dalam sehari. 3)Faktor Pendapatan: pendapatan masyarakat Kolang Desa Pangga yang telah konversi ke kokor sopi dari yang sebelumnya kokor gola bervariasi ada yang pendapatannya sebesar Rp. 200.000 dan ada juga Rp. 300.000 bahkan ada yang pendapatannya mencapai Rp. 400.000 dalam sehari kokor sopi atau memasak sopi.

The title of this research is "The Conversion of the Kokor Gola Tradition to Kokor Sopi in the Kolang Community in Pangga Village, Kuwus District, West Manggarai Regency". The main problem in this study is whether the factors causing the conversion of the kokor gola tradition to kokor sopi in the Kolang community in Pangga Village, Kuwus District, West Manggarai Regency. The purpose of this study was to identify and analyze the factors causing the conversion of the kokor gola tradition to kokor sopi in the Kolang community in Pangga Village, Kuwus District, West Manggarai Regency. In analyzing this problem, the theory used is the Integrated Community Development Theory. The approach used in this research is a qualitative approach with a field study method. The source of this research is primary data taken directly from the field through interviews with informants from the Kolangdi community in Pangga Village, while secondary data is data taken from government institutions that are related to this research. The technique used in data collection is interviews with selected informants and observations, the data is then analyzed qualitatively by being presented in narrative form to describe the results of the research. This research was conducted in Pangga Village, Kuwus District, West Manggarai Regency. The informants in this study were 11 informants, namely community members who were still doing kokor gola activities and those who had converted to kokor sopi. Based on the results of research conducted on the conversion of the kokor gola tradition to kokor sopi in the Kolang community in Pangga Village, Kuwus District, West Manggarai Regency, it can be concluded that the kokor gola tradition has existed in the Kolang community in Pangga Village since their ancestors were in Pangga Village. Meanwhile, in terms of processing kokor gola or cooking sugar takes a very long time. It takes about 5 hours. In a day the process of cooking sugar or kokor gola, the sugar produced is an average of 25 sticks which if sold per stick costs Rp. 5,000 and if sold one large bundle of sugar (one puteng which contains 25 sugar sticks) for Rp. 150,000. During the process of kokor gola or cooking sugar also cannot do other work must remain in place (cider). While the factors causing the Kolang community in Pangga Village, Kuwus District, West Manggarai Regency to convert to kokor sopi or make sopi are: 1) Sopi Cultural Relations Factors in the Use of Sopi in the Kolang Community: in the cultural social life of the Kolang community, Pangga Village, the use of sopi in every traditional event is very important. urgent. Be it in traditional events such as entering asking (arrival meka) and in party events such as school parties. Sopi in the socio-cultural community of Kolang Pangga Village has a value meaning as a symbol or symbol of kinship or brotherhood. 2) Kokor Sopi Processing Factors: processing Kokor Sopi is not so complicated and the time required is also not so long. It is very different from the processing of sugar which is complicated and takes a long time of about 5 hours, while kokor sopi takes about 2 hours at most. Tools and materials prepared include: pots, jerry cans or bottles, firewood, and bamboo for the distillation process. While cooking soup, you can still do other work. Cooking sopi can also be done up to two or three times the processing process or cooking in a day. 3) Income Factor: the income of the Kolang community in Pangga Village which has been converted to kokor sopi from the previous kokor gola varies, some of which have an income of Rp. 200,000 and there is also Rp. 300,000 and some even earn up to Rp. 400,000 in a day kokor sopi or cooking sopi.


Detail Information

Item Type
Penulis
Student ID
1603030013
Dosen Pembimbing
Blajan Konradus - 196102191988031001 - Dosen Pembimbing 1
Penguji
Blajan Konradus - 196102191988031001 - Ketua Penguji
Hildigardis M. I. Nahak, S.sos, M.Si - 197905012006042001 - Penguji 1
Lasarus Jehamat, S.Sos, MA - 197805242006041006 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
69201
Edisi
Published
Departement
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
692.01 Sug K
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA