Sejarah Pembuatan Kain Tenun Motif Buaya Pada Masyarakat Desa Biloto Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan

Detail Cantuman

Skripsi

Sejarah Pembuatan Kain Tenun Motif Buaya Pada Masyarakat Desa Biloto Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan

XML

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sejarah pembuatan kain tenun motif buaya pada masyarakat Desa Biloto Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan dan menjawab permasalahan diatas. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Biloto Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penentuan informan dilakukan dengan cara snowball sampling. Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder. Data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yakni teknik analisis historis. Berdasarkan hasil penelitian Sejarah kain tenun motif buaya di Desa Biloto berawal dari cerita seorang Usif Lel Mella yang waktu itu bermigrasi ke Mollo. Ia lalu meninggal. Pada saat meninggal tubuhnya berbentuk seperti seekor buaya. Untuk mengenang akan Usif Lel Mella yang telah meninggal maka masyarakat membuat kain tenun dengan motif buaya. Proses pembuatan kain tenun adat masyarakat Biloto diawali dengan pembuatan kapas menjadi benang dengan menggunakan alat yang disebut bninis. Kapas diratakan dengan alat disebut sifo. Kapas digulung dan kemudian dipintal menggunakan alat yang disebut ike dan suti. Kapas yang telah dipintal dipindahkan ke alat yang disebut none. Benang diberi warna dengan memanfaatkan bahan-bahan alam seperti kulit mahoni, kulit mangga, akar dan kulit mengkudu, daun jati dan kunyit. Selain bahan alam masyarakat juga menggunakan zat warna alami berupa tawas, kapur dan tunjung. Tujuan pewarnaan untuk menghasilkan warna kain yang indah dan tidak mudah luntur. Benang kemudian ditenun dengan menggunakan alat yang disebut Atis, Senu, Sauban, Si’a, Nekan, Selah, Niun dan Pu’at. Proses pembuatan motif menggunakan teknik lotis. Benang yang sudah diwarnai dililitkan pada sebuah bambu kecil yang disebut pa’u lalu ketika menenun benang tersebut diselipkan pada selah-selah benang lain yang sedang ditenun kemudian gunakan senu untuk merapatkan benang. Dalam proses pembuatan motif ini dibutuhkan imajinasi dari penenun untuk menghasilkan sebuah karya tenun yang indah. Manfaat kain tenun adat yang dihasilkan masyarakat Biloto yakni sebagai selimut, sarung, selendang namun sekarang ini masyarakat lebih kreatif dengan memanfaatkan kain tenun sebagai bahan pembuat tas, dompet, sepatu, pakain dan lain-lain. Sedangkan makna yang terkandung dalam kain tenun adat masyarakat Biloto dapat dilihat dari segi motif atau gambar dan dari segi warna yang ada.
Kata kunci : Sejarah, Kain Tenun, Proses Pembuatan, Motif Buaya, Fungsi, Makna


Detail Information

Item Type
Penulis
WASTI ELISABETH SELAN - Personal Name
Student ID
1701090040
Dosen Pembimbing
DJAKARIAH - 196612051991031002 - Dosen Pembimbing 1
Joni J. A. Ninu - 196506281993031002 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Djakariah - 196612051991031002 - Ketua Penguji
Joni J. A. Ninu - 196506281993031002 - Penguji 1
Fransina Aprilyse Ndoen - 198608022014042001 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
87201
Edisi
Published
Departement
Pendidikan Sejarah
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
872.01 Sel P
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA