Sejarah Perjuangan Rakyat Kerajaan Amanuban Di Kolbano Melawan Belanda Pada Tahun 1907

Detail Cantuman

Skripsi

Sejarah Perjuangan Rakyat Kerajaan Amanuban Di Kolbano Melawan Belanda Pada Tahun 1907

XML

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) faktor penyebab terjadinya perang Kolbano, (2) proses jalannya perang Kolbano, dan (3) sikap Raja Amanuban dalam merespon perlawanan tersebut. Lokasi dalam penelitian ini adalah di kecamatan Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan yang dipusatkan di Desa Kolbano. Sumber data penelitian ini adalah Sumber data primer dan Sumber skunder. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, observasi dan studi dokumen. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, dan yang menjadi informen adalah tua adat, dan keturunan-keturuan dari tokoh perang. Teknik analisis data adalah analisis histori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terjadinya perang Kolbano dikarenakan tentara Belanda datang ke Kolbano untuk melakukan pemusnahan “senapan tumbuk” (senapan tradisional) yang dimiliki masyarakat Kolbano, penagihan denda kepada Temukung Kolbano Boi Kapitan senilai f. 500 rupiah, wajib menanam beberapa jenis tanaman yang sulit tumbuh di daerah Kolbano, rakyat harus mengikuti kerja rodi/paksa untuk pembukaan jalan raya. (2) proses jalannya perang terjadi 2 kali pertempuran. Perang pertama terjadi di desa Kolbano pada tanggal 26 Oktober 1907. Perang ini banyak menimbulkan korban jiwa dari pihak Belanda sebanyak 16 orang tentara. Perang kedua terjadi di wilayah bagian Nununamat pada tanggal 11 November 1907. Perang ini merupakan serangan balik dari pihak Belanda. Dampak dari perang ini yaitu 80 orang dari masyarakat Kolbano, mereka dikawal dengan ketat oleh tentara Belanda lalu dibawa menuju pantai untuk dimuat di kapal laut lalu dibuang. Boi Kapitan sebagai pemimpin perang pun termasuk dibawa dan dibuang hingga tidak diketahui keberadaan mereka hingga saat ini. (3) respon Raja Amanuban Bill Nope atas perlawanan rakyat Kolbano melawan Belanda, sebagai Raja (Usif) Amanuban, Raja Bil Nope menolak adanya peraturan-peraturan dari pemerintah yang memberatkan masyarakat. Pada dasarnya seluruh rakyat Kolbano mulai dari rakyat biasa hingga para Meo dan Amaf pun merasa sangat keberatan dengan program-program yang hendak diterapkan Belanda seperti yang telah disebutkan.

Kata Kunci : Sejarah, Perjuangan, Masyarakat, Kerajaan.


Detail Information

Item Type
Penulis
SILVIANA HILDA TUALAKA - Personal Name
Student ID
1601090095
Dosen Pembimbing
DJAKARIAH - 196612051991031002 - Dosen Pembimbing 1
Joni J. A. Ninu - 196506281993031002 - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Fransina Aprilyse Ndoen - 198608022014042001 - Ketua Penguji
Djakariah - 196612051991031002 - Penguji 1
Joni J. A. Ninu - 196506281993031002 - Penguji 2
Kode Prodi PDDIKTI
87201
Edisi
Published
Departement
Pendidikan Sejarah
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit UPT Perpustakaan Undana : Kupang.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
872.01 AKA S
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya  XML Detail


SELAMAT DATANG DI REPOSITORY UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA